Gemercik hujan akhir pekan kala itu..
buatku terdiam dengan ribuan tetes air mata yang tak kuasa ku tumpahkan
menutup telinga, memjamkan mata..
bahkan menipu diri, memaksa senyuman pada bibir yang kaku
namun tetap saja, semuanya tak mampu untuk menahanmu tetap di sini
Kau pergi sebelum semuanya sempat kurasakan
hangatnya dekapanmu dan ramahnya senyummu
bangga dengan tabiatmu yang mereka segani
bangga dengan merasa bahwa aku adalah bagian darimu
Tatap dan harapku makin kelam tatkala kudapati diri harus berjalan
menapaki jalan hidupku sendiri
dan...
kau biarkan diriku untuk terbiasa sendirikesendirian yang kunikmati dengan kerinduan
Hujan ini...
membuatku berfikir sejauh harapanku utuk berandai-andai
andai ku mampu menahanmu di sini
hati bergumam namun tak kuasa ku meronta
Ayah...secepat inikah?
Ayah...secepat inikah?
Hujan ini...
adalah alasanku untuk menangis
dan hujan ini pula yang membuatku benci
amat teramat benci akan rinduku padamu yang tak kunjung ada penawarnya
Puisi ini diikutsertakan dalam Giveaway Semua Tentang Puisi
Bisa ku rasakan betapa rindu itu menyiksa, sukses buat GA nya moga menang ya ^_^
ReplyDeleteoh iya kunjungan pertamaku,, ditunggu kunjungannya kembali ^_^
Deleteiya, makasih do'anya.
DeleteOke, ta' kunjungi rumahmu.
siap meluncur....
bagus puisinyaaa
ReplyDeletesemoga menang yaaa amin
haii makasih sudah ikutan
ReplyDeletetunggu pengumumannya tanggal 1 januari ya ;)
ini dari kisah nyatakah ? moga rindu itu tak lagi jadi benci :)
ReplyDeletetop deh puisinya, ku tunggu puisi yang lainnya.
ReplyDelete